Pengertian Pengendalian gulma(control) harus dibedakan dengan pemberantasan (Eradication).Pengendalian Gulma didepinisikan sebagai proses membatasi infestasi gulma sedemikian rupa sehingga tanaman dapat dibudidayakan secara produktif dan efisien, tidak ada keharusan untuk membunuh gulma, melainkan cukup menekan pertumbuhan dan atau mengurangi populasi saja. dengan kata lain pengendalian bertujuan hanya menekan populasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak merugikan secara ekonomik atau tidak melampui ambang ekonomik(economic threshold), sehingga sama sekali tidak bertujuan menekan gulma samapi populasi nol.
Pemberantasan merupakan usaha mematikan seluruh gulma yang ada baik yang sedang tumbuh maupun alat reproduksinya, sehingga populasi gulma sedapat mungkin ditekan sampai nol.Cara ini baik dilakukan pada areal yang sempit dan tidak miring, pada areal luas cara ini mahal dan pada lahan miring kemungkinan besar menimbulkan erosi.
TEKNIK PENGENDALIAN GULMA
Terdapat beberapa cara pengendalian gulma yang dapat dipraktekan di lapangan. Sebelum melakukan pengendalian alangkah baiknya kita mengetahui cara yang paling tepat, jenis gulma dan tanaman budidaya.
Tehnik pengendalian gulma :
A. Pengendalian secara Preventif
Tindakan paling dini dalam upaya menghindari kerugian akibat gulma adalah Pencegahan (preventif) hanya untuk mengurangi pertumbuhan gulma agar usaha pengendalian sedapat mungkin dikurangi atau ditiadakan.Pencegahan merupakan langkah yang paling tepat karena kerugian yang sesungguhnya pada tanaman budidaya belum terjadi. Pencegahan biasanya lebih murah, namun demikian tidak selalu lebih mudah.Pengetahuan tentang cara-cara penyebaran gulma sangat penting jika kita hendak melakukan dengan tepat. Pengendalian dengan upaya Preventip dapat dilakukan dengan peniadaan sumber invasi, sanitasi, karantina bahkan aturan perundang-undangan.
B. Pengendalian secara Mekanis
Pengendalian mekanis merupakan usaha menekan pertumbuhan gulma dengan cara merusak bagian-bagian gulma sehingga gulma tersebut mati atau pertumbuhannya terhambat. Pengendalian ini hanya mengendalikan kekuatan fisik atau mekanik dengan alat tradisional, alat sederhanasampai penggunaal alat berat yang modern.Pengendalian mekanis merupakan cara yang relatip tua dan masih banyak dilakukan meskipun secara ekonomis bisa lebih mahal dibandingkan cara yang lain.Pengendalian mekanis meliputi Pengolahan Tanah( Land Preparation), Penyiangan (Weeding),Pencabutan(Hand Pulling), Pembabatan(Mowing), Pembakaran (Burning),Penggenangan ddengan air, Peralatan pengendalian mekanis(Cangkul, kored, parang dll).
C. Pengendalian secara Kultur Teknis
Pengendalian kultur teknis merupakan cara pengendalian gulma dengan menggunakan praktek budidaya. Penanaman jenis tanaman yang cocok untuk suatu tanah merupakan tindakan yang sangat membantu mengatasi masalah gulma. penanaman rapt agar tajuk tanamn segera menutup ruang kosong merupakan cara yang efektip untuk menurunkan populasi gulma.Pengendalain Kultur Teknis dapat dilakukan dengan Rotasi Tanam(Crop Rotation), Sistem bertanam (Cropping System), Pengaturan jarak Tanam (Crop Density), Pemulsaan (Mulching),Tanaman Penutup Tanah ( Legum Cover Crop-LCC)
D. Pengendalian secara Hayati
Pengendalian hayati (Biological control) ditemukan oleh Smith, 1919 dengan arti sempit sebagai penggunaan musuh alami baik yang di introduksikan maupun yang sudah ada disuatu daerah kemudian dikelola agar penekanan terhadap populasi organisme pengganggu yang menjadi sasaran bisa meningkat.Pengendalain Hayati pada gulma adalah suatu cara pengendalian dengan menggunakan musuh-musuh alami baik hama(insekta), Penyakit(Patogen), ternak ikan dan sebagainya.Musuh-musuh alami gulma, Serangga, Patogen, sapi, domba, bebek dll.
Beberapa bio-agent seperti Orseoliella javanica untuk pengendalian alang-alang, Bactra truculenta, Bactra graminireora,Bactra minima untuk cyperus rotundus. Beberapa patogen telah dikembangkan menjadi herbisida mycoherbicida seprti Colletrotrichum glocosporiodes.
E. Pengendalian secara Kimia
Pengendalian secara kimia akhir-akhir ini sangant diminati, terutama untuk lahan pertanian yang cukup luas. senyawa ini dikenal dengan nama HERBISIDA yaitu sebagai senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan gulma tanpa mengganggu tanamn pokok.
KLASIFIKASI (Golongan) HERBISIDA
Klasifikasi herbisida menurut Asthon dan Craft, 1981 dibagi menjadi 3 golongan yaitu : 1) Berdasarkan sifat Kimia 2) Berdasarkan sifat selektifitas 3)Berdasarkan cara pengendalian.Penggolongan ini untuk mempermudah pengenalan jenis herbisida yang sangat banyak jenisnya.
Secara umum Herbisida diklasifikasikan :
- Berdasarkan waktu aplikasi terdiri dari: Pre plant sesudah pengolahan tanah, Pree emergence sebelum biji gulma berkecambah, Post emergence gulma dan tanamn sudah lewat stadia perkecambahan.
- Berdasarkan Cara Aplikasi; melalui daun dan melalui tanah, bersifat kontak dan sisitemik
- Bentuk Molekul : senyawa Organik dan An organik
- Berdasarkan cara kerja : Grow regulator, menghambat proses potosintesis, menghambat pembentukan sel biji, menghambat metabolisme protein
APLIKASI HERBISIDA
Aplikasi herbisida menyangkut berbagai aspek antara lain:
- Penyediaan larutan yang sesuai
- Pembuatan butiran cairan semprot
- Gerakan butiran cairan semprot kepada sasaran
- Impak butiran pada sasaran untuk mendapatkan hasil biologis (kematian gulma).
Manusia akan berusaha mengendalikan gulma dengan cara yang efektif dan efesien, yang akhirnya akan berusaha untuk mendapatkan herbisida. Disamping kelebihan dan keuntungan, herbisida juga mempunyai kekurangan yang dapat merugikan antara lain: adanya efek samping, species gulma resisten, residu dalam tanah dan tanaman, dll.
BEBERAPA ISTILAH -ISTILAH DALAM GULMA
Spikelet (anak bulir), Spica (bulir), Staminodia (benangsari Mandul), Bractea (daun pelindung), Gluma (daun pelindung mandul), Rhizomes (rimpang), Alelopati (racun yg dikeluarkan oleh gulma) dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar